Nama IMAM ANSORI
NPM :
13211514
Kelas : 3EA27
Tugas
ke : 6
Materi Tugas :
PENGARUH
KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMSI
Nama
Dosen : Tomy Adi Sumiarso,
SE
PENGERTIAN
BUDAYA MENURUT EDWARD B. TAYLOR
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang
sebagai anggota masyarakat.
PENGERTIAN
KEBUDAYAAN MENURUT KI HAJAR DEWANTARA
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang
merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan
kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
1.
DEFINISI BUDAYA
Schiffman-Kanuk
Budaya
merupakan karakter dari seluruh masyarakat yang di dalamnya meliputi
faktor-faktor bahasa, pengetahuan, hukum, agama, kebiasaan-kebiasaan makan,
musik, seni, teknologi, pola kerja, dan lain-lainnya yang memberikan arti bagi
kelompok tertentu.
Solomon
Budaya
adalah akumulasi dari makna-makna dalam masyarakat, ritual, norma dan tradisi
diantara para anggota dari satu organisasi atau masyarakat.
Neal-Quester-Hawkins
Budaya
adalah konsep yang sangat kompleks, meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan,
seni, hukum, moral, kebiasaan dan setiap kemampuan dan kebiasaan dan
kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki oleh individu atau kelompok masyarakat.
2. PEMBELIAN DAN KONSUMSI
Pembelian adalah akun yang digunakan
untuk mencatat semua pembelian barang dagang dalam suatu periode. Pembelian
adalah serangkainan tindakan untuk mendapatkan barang dan jasa melalui
pertukaran, dengan maksud untuk digunakan sendiri atau dijual kembali.
Konsumsi adalah setiap kegiatan
memanfaatkan, menghabiskan kegunaan barangmaupun jasa untuk memenuhi kebutuhan
demi menjaga kelangsungan hidup.
3.
KEBUDAYAAN MEMPENGARUHI PEMBELIAN DAN KONSUMSI
Budaya,
sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya
merupakan penentu keinginan dan perilaku pembentuk paling dasar. Anak-anak yang
sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku
dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya.
Masing-masing
budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan
sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, suku,
agama, ras, kelompok bagi para anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi besar dan
cukup makmur, perusahaan akan sering merancang program pemasaran yang cermat
disana.
>>Kultur
Kultur
(kebudayaan) adalah determinan yang paling fundamental dari keinginan dan
perilaku seseorang. Anak memperoleh serangkaian nilai (values), persepsi, preferensi,
dan perilaku melalui keluarganya dan institusi-institusi utama lainnya. Seorang
anak yang dibesarkan di Asia mendapat
nilai-nilai hubungan keluarga dan pribadi, kepatuhan, kepercayaan, respek
terhadap orang lain terutama yang lebih tua, dan kesalehan. Contoh kasus :
Sebuah restoran cepat saji asal amerika serikat (McDonald’s tm) di Singapura
memanfaatkan kesempatan dalam karakteristik orang singapura yang “takut kalah”
atau kisau dalam terminologi lokal. McDonalds meluncurkan Kisau Burger –sandwich
ayam yang diasinkan. Mereka juga menciptakan karakter Mr. Kisau McDonalds yang
akan memberitahukan kepada anda bahwa ada 42 biji wijen pada rotinya dan
menghitungnya sehingga anda tidak akan tertipu. Konsumen tertarik dengan burger
baru tersebut karena burger tersebut dihubungkan dengan karakter Mr.Kisau tadi.
>>Sub Kultur
Setiap
kultur terdiri dari sub-sub kultur yang lebih kecil yang memberikan identitas
dan sosialisasi yang lebih spesifik bagi para anggotanya. Sub-kultur mencakup
kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub kultur
membentuk segmen pasar yang penting dan para pemasar kerap kali merancang
produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Salah
satu contohnya adalah pentingnya fengshui bagi orang cina, khususnya mereka
yang berasal dari kalangan bisnis di
Hongkong , Malaysia ,
dan Singapura. Mereka telah lama dikenal bergantung pada fengshui dalam
pemilihan kantornya, agar bisa memperoleh lama dan keberuntungan serta
kemakmuran. Para pembeli rumah dari etnis tionghoa ini menghindari nomor 4
karena lafal angka empat mirip dengan kata “mati” sehingga mereka kerap kali
menganggap konotasinya sama.
>>Kelas Sosial
Sebenarnya
semua masyarakat manusia menunjukan stratifikasi sosial. Stratifikasi
kadang-kadang berupa sistem kasta seperti di masyarakat India
tradisional, di mana anggota dari kasta yang berbeda dibesarkan untuk
peraran-peranan tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka.
Yang lebih lanjut adalah stratifikasi dalam bentuk kelas sosial. Kelas sosial
udalah divisi atau .Kelompok yang relatij homogen dan tetap dalam sualu
masyarakat, yang tersusun secara hirarkis dan anggota-anggotnya memiliki nilai,
minat, dan perilaku yang mirip. Para ilmuwan
sosial mengidentifikasi tujuh kelas sosial di bawah ini :
Kelas
sosial merniliki beberapa karakteristik. Pertama, orang-orang dalam
masing-masing kelas social cenderung untuk berperilaku yang lebih mirip
daripada orang yang berasal dari dua kelas social yang berbeda. Kedua, orang
dipersepsikan mempunyai posisi yang lebih tinggi atau lebih rendah menurut
kelas social mereka, Ketiga, kelas sosial seseorang ditemukan oleh sejumlah
variabel, seperti pekerjaan, penghasilan, kekayaan, pendidikan, dan orientasi
nilai, dan bukan oleh salah satu variable) tunggal tertentu. Keempat,
individu-individu dapat pindah dari satu, kelas sosial ke kelas sosial yang
lain -naik atau turun- selama hidup mereka. Tingkat mobilitas ini bervariasi,
tergantung pada rigiditas atau kekakuan stratifikasi social dalam masyarakat
tertentu.
Kelas-kelas
sosial menunjukan preferensi produk dan merek dalam bidang-bidang ter-tentu
seperti pakaian, perabotan rumah, kegiatan pada waktu luang, dan kendaraan.
Beberapa pemasar memfokuskan usaha mereka pada satu kelas social. Misalnya Shang
Palace di Shangrila Hotel Singapura berfokus pada pelanggan kelas atas,
sedangkan kios makanan di pusat penjaja terbuka berfokus pada pelanggan kelas
menengah dan bawah. Kelas-kelas social berbeda dalam preferensi media mereka,
di mana konsumen kelas atas memilih media majalah dan buku sedangkan konsumen
kelas bawah memilih televisi. Bahkan dalam sebuah kategori media, seperti TV,
konsumen kelas atas lebih menyukai siaran berita dan drama, sedangkan konsumen
kelas bawah lebih.menyukai Opera sabun dan acara kuis. Terdapat juga perbedaan
bahasa di antara kelas-Kelas social Para
pemasang iklan harus menyusun kopi iklan (copy) dan dialog yang benar-benar
sesuai dengan kelas social yang dituju.
REFERENSI
:
Perilaku
Konsumen Dalam Prespektif Kewirausahaan. Dr. H Mulyadi Nitisusatro.(2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar