DAFTAR ISI BAB 1 KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
DAFTAR
ISI ........................................................................................................... 0
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah……………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………. 2
1.3 Tujuan
Penulisan Makalah............................................................ 2
KAJIAN TEORI
2.1 Penduduk
di Indonesia .................................................................... 2
2.1.1 Laju Pertumbuhan Penduduk ....................................................... 2
2.2
Tabel................................................................................................. 4
2.3
Keternagakerjaan………………………………………………...... 9
2.3.1 Konsep dan Definisi
…………………………………………..... 10
2.3.2 Angkatan Kerja Indonesia
…………………………………........ 11
2.3.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja …………………………. 11
2.4 Pekerjaan Tingkat dan Upah ………………………………….. 12
PENUTUP
Kesimpulan........................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………. 16
BAB I KEPENDUDUKAN
DI INDONESIA
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, menjadikan negara ini
negara dengan penduduk terpadat ke-4 di dunia. Pulau Jawa merupakan salah satu daerah terpadat di dunia, dengan lebih dari 107 juta
jiwa tinggal di daerah dengan luas sebesar New York.
Indonesia memiliki budaya dan
bahasa yang berhubungan namun berbeda. Sejak kemerdekaannya Bahasa Indonesia (sejenis dengan Bahasa Melayu) menyebar ke seluruh penjuru
Indonesia dan menjadi bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi,
pendidikan, pemerintahan, dan bisnis. Namun bahasa daerah juga masih tetap
banyak dipergunakan.
Dari segi kependudukan,
Indonesia masih menghadapi beberapa masalah besar anatara lain :
· Angkatan kerja sangat besar, perkembangan
lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah penambahan angkatan
kerja setiap tahun.
· Distribusi Kegiatan Ekonomi masih belum merata, masih terkonsentrasi di Jakarta dan kota-kota besar
dipulau Jawa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakgn yang ada
penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
- Bagaimana
laju pertumbuhan penduduk di Indonesisa?
- Bagaimana
karateristik kependudukan Indonesia?
- Bagaimana
pandangan umum tentang ketenagakerjaan di Indonesia?
- Bagaimanakah
pekerjaan dan tingkat upah yang berlaku diIndonesia?
- Bagaimana
campur tangan pemerintah tentang kependudukan dan tenagakerjaaan?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk
mengetahui jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan penduduk.
2. Untuk
mengetahui karakteristik kependudukan di Indonesia.
3. Untuk
mengetahui ketenagakerjaan di Indonesia.
4. Untuk
mengetahui angkatan kerja dantingkat upah di Indonesia.
5. Untuk
mengetahui kebijaksanaan kependudukann dan ketenagakerjaan.
2. KAJIAN TEORI
2.1 Penduduk di Indonesia
Dalam wikipedia dijelaskan bahwa
penduduk adalah semua orang yang
berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih
dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk
menetap. Angka Jumlah penduduk Indonesia dapat dijumpai pada hasil Sensus
Penduduk terbitan Biro Pusat Statistik
2.1.1 Laju Pertumbuhan
Penduduk
Hasil proyeksi menunjukkan
bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus
meningkat yaitu dari 205,1 juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada
tahun 2025 (Tabel 2.1). Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun
penduduk Indonesia selama periode 2000-2025 menunjukkan kecenderungan terus
menurun. Dalam dekade 1990-2000, penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan
1,49 persen per tahun, kemudian antara periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun
menjadi 1,34 persen dan 0,92 persen per tahun. Turunnya laju pertumbuhan
ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian, namun penurunan
karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000
penduduk pada awal proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode
proyeksi, sedangkan Crude
Death Rate (CDR) tetap
sebesar 7 per 1000 penduduk dalam kurun waktu yang sama.
Salah satu ciri penduduk
Indonesia adalah persebaran antar pulau dan provinsi yang tidak merata.
Sejak tahun 1930, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa,
padahal luas pulau itu kurang dari tujuh persen dari luas total wilayah daratan
Indonesia. Namun secara perlahan persentase penduduk Indonesia yang tinggal di
Pulau Jawa terus menurun dari sekitar 59,1 persen pada tahun 2000 menjadi 55,4
persen pada tahun 2025. Sebaliknya persentase penduduk yang tinggal di
pulau pulau lain meningkat seperti, Pulau Sumatera naik dari 20,7 persen menjadi 22,7 persen,
Kalimantan naik dari 5,5 persen menjadi 6,5 persen pada periode yang
sama. Selain pertumbuhan alami di pulau-pulau tersebut memang lebih
tinggi dari pertumbuhan alami di Jawa, faktor arus perpindahan yang mulai
menyebar ke pulau-pulau tersebut juga menentukan distribusi penduduk.
Jumlah penduduk di setiap
provinsi sangat beragam dan bertambah dengan laju pertumbuhan yang sangat
beragam pula. Bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan periode
1990-2000, maka terlihat laju pertumbuhan penduduk di beberapa provinsi ada
yang naik pesat dan ada pula yang turun dengan tajam (data tidak ditampilkan).
Sebagai contoh, provinsi-provinsi yang laju pertumbuhan penduduknya turun tajam
minimal sebesar 0,50 persen dibandingkan periode sebelumnya (1990-2000) adalah
Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Tengah, Sulawesi
Tengah, Gorontalo dan Papua. Sementara, provinsi yang laju pertumbuhannya naik
pesat minimal sebesar 0,40 persen dibandingkan periode sebelumnya adalah
Lampung, Kep. Bangka Belitung, DKI Jakarta dan Maluku Utara.
Tabel 2.1. memperlihatkan dua provinsi dengan rata-rata
laju pertumbuhan penduduk minus yaitu, Nanggroe Aceh Darussalam dan DKI
Jakarta. Kondisi ini kemungkinan akibat dari asumsi migrasi yang digunakan,
yaitu pola migrasi menurut umur selama periode proyeksi dianggap sama dengan
pola migrasi periode 1995-2000, terutama untuk provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam. Pola migrasi
provinsi ini pada periode 1995-2000 adalah minus di atas 10 persen, jauh lebih
tinggi dari provinsi-provinsi pengirim migran lainnya.
Struktur umur penduduk Indonesia masih
tergolong muda, walaupun dari hasil sensus dan
survei-survei yang lalu proporsi penduduk muda tersebut menunjukkan
kecenderungan makin menurun. Susunan umur penduduk hasil proyeksi yang
disajikan pada Tabel 2.3 sampai dengan Tabel 2.5 juga menunjukkan pola yang
sama. Asumsi tentang penurunan tingkat kelahiran dan kematian
Indonesia seperti diuraikan di atas sangat mempengaruhi susunan umur
penduduk. Proporsi anak-anak berumur 0-14 tahun turun dari 30,7 persen
pada tahun 2000 menjadi 22,8 persen pada tahun 2025 (Tabel 2.3).
Dalam kurun yang sama mereka
yang dalam usia kerja, 15-64 tahun meningkat dari 64,6 persen menjadi 68,7
persen (Tabel 2.4) dan mereka yang berusia 65 tahun ke atas naik dari 4,7
persen menjadi 8,5 persen (Tabel 2.5). Perubahan susunan ini
mengakibatkan beban ketergantungan (dependency
ratio) turun dari 54,70
persen pada tahun 2000 menjadi 45,50 persen pada tahun 2025. Menurunnya
rasio beban ketergantungan menunjukkan berkurangnya beban ekonomi bagi penduduk
umur produktif (usia kerja) yang menanggung penduduk pada umur tidak produktif.
Tabel 2.6 perbandingan demografis
NO.
|
NEGARA
|
ANGKA KELAHIRAN
KASAR (AKLK) |
ANGKA KEMATIAN
KASAR (AKK) |
TOTAL FERTILITY
RATE (TFR) |
||||||
1994
|
1995
|
1997*)
|
1994
|
1995
|
1997*)
|
1995
|
1996 ***)
|
1997*)
|
||
1
|
Brunei Darussalam
|
27
|
23.2
|
23.3
|
3.0
|
3.5
|
3.0
|
3.0
|
3.4
|
2.9
|
2
|
Kamboja
|
38
|
39.2
|
31.8
|
14
|
12.8
|
11.6
|
5.0
|
5.8
|
5.2
|
3
|
INDONESIA
|
24
|
22.9
|
22.9
|
8
|
8.0
|
7.5
|
2.7
|
2.9
|
2.6
|
4
|
Laos
|
43
|
42.0
|
25.8
|
15
|
13.8
|
13.7
|
6.2
|
6.1
|
6.7
|
5
|
Malaysia
|
28
|
26.3
|
25.6
|
5
|
4.9
|
4.8
|
3.4
|
3.3
|
3.3
|
6
|
Myanmar
|
32
|
31.0
|
27.4
|
11
|
10.2
|
9.9
|
3.9
|
4.0
|
3.3
|
7
|
Filipina
|
30
|
28.7
|
28.7
|
7
|
5.9
|
5.8
|
3.7
|
4.1
|
3.7
|
8
|
Singapura
|
17
|
16.9 **
|
16.0
|
5
|
4.7 **
|
5.0
|
1.8 **
|
1.7
|
1.8
|
9
|
Thailand
|
20
|
18.2
|
17.8
|
6
|
7.3
|
7.4
|
2.0
|
1.9
|
2.0
|
10
|
Vietnam
|
29
|
26.1
|
25.6
|
8
|
7.0
|
7.0
|
3.3
|
3.1
|
3.2
|
Sumber : ESCAP Population Data Sheet
1996
*) Asia Pacific Countries Profile, BKKBN, 1997
*** 1997 World Population Data Sheet
*) Asia Pacific Countries Profile, BKKBN, 1997
*** 1997 World Population Data Sheet
2.3 Ketenagakerjaan
Untuk keperluan analisis
ketenagakerjaan, secara garis besar penduduk suatu negara dapat dibedakan
menjadi dua golongan yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga Kerja adalah setiap orang laki-laki atau
wanita yang sedang dalam dan/atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam
maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat (www.tempointeraktif.com).
Masalah kontemporer
ketenagakerjaan Indonesia saat ini menurut analisis kami berangkat dari 4
(empat) soal besar, yaitu;
1. tingginya jumlah penggangguran
massal;
2. rendahnya tingkat pendidikan buruh;
3. minimnya perlindungan hukum
4. upah kurang layak.
2.3.1 Konsep dan Definisi
Tenaga kerja dipilah pula kedalam dua
kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk angkatan
kerja ialah adalah penduduk berumur 15 tahun keatas yang selama seminggu
sebelum pencacahan bekerja atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja
dan mereka yang tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan. Sedangkan yang termasuk
bukan angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak
mempunyai pekerjaan dan tidak mencari kerja (www.tempointeraktif.com).
Angkatan kerja itu sendiri dibedakan
menjadi dua yaitu pekerja dan pengangur. Yang dimaksud dengan pekerja adalah
adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja pada pengusaha dengan
menerima upah (www.tempointeraktif.com). Pengangguran merupakan usaha
mendapatkan pekerjaan yang tidak terbatas dalam jangka waktu seminggu yang lalu
saja, tetapi bisa dilakukan beberapa waktu sebelumnya asalkan masih dalam
status menunggu jawaban lamaran, dalam kurun waktu seminggu sebelum pencacahan.
Penganguran semacam ini oleh BPS dinyatakan sebagai penganggur terbuka.
Berikut ini adalah macam jenis & macam pengangguran yang lain:
1. Pengangguran Friksional /
Frictional Unemployment
Pengangguran friksional adalah
pengangguran yang sifatnya sementara
yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara
pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
2. Pengangguran Struktural /
Structural Unemployment
Pengangguran struktural adalah keadaan
di mana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi
persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu
perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia
yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
3. Pengangguran Musiman / Seasonal
Unemployment
Pengangguran musiman adalah keadaan
menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur.
Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukan jualan duren yang
menanti musim durian.
4. Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah
pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga
permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
2.3.2 Angkatan Kerja
Indonesia
Berdasarkan data
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2004 dan Februari 2005 Jumlah
angkatan kerja pada bulan Februari 2005 mencapai 105,8 juta orang, bertambah
1,8 juta orang dibandingkan bulan Agustus 2004 yang besarnya 104,0 juta orang.
Jumlah penduduk yang bekerja dalam 6 bulan yang sama hanya bertambah 1,2 juta
orang, dari 93,7 juta menjadi 94,9 juta orang, yang berarti menambah jumlah
penganggur baru sebesar 600 ribu orang.
Dengan demikian,
tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada bulan Februari 2005 mencapai 10,3
persen, lebih tinggi sedikit dibanding TPT pada bulan Agustus 2004 yang
besarnya 9,9 persen. Jumlah penduduk yang bekerja tidak penuh (underemployment)
pada bulan Februari 2005 mencapai 29,6 juta orang atau 31,2 persen dari seluruh
penduduk yang bekerja, angka ini lebih tinggi dari keadaan Agustus 2004 sebesar
29,8 persen.
Jumlah pekerja
informal pada Februari 2005 mencapai 60,6 juta orang atau 63,9 persen dari
seluruh penduduk yang bekerja, angka ini lebih tinggi dari keadaan Agustus 2004
sebesar 63,2 persen.
2.3.3 Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja
Tenaga kerja adalah modal bagi
geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus
mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Pada
kondisi Pebruari 2005, di Indonesia terdapat 155,5 juta penduduk usia kerja,
sekitar 60,61 persen dari mereka berada di Pulau Jawa. Bagian dari tenaga kerja
yang aktif dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK), merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah
angkatan kerja untuk setiap
100 angkatan kerja.
TPAK Indonesia pada Pebruari 2005 sebesar 68,02 persen,
berarti telah mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen dibandingkan dengan
kondisi Agustus 2004 yang besarnya 67,54 persen. Kenaikan TPAK ini antara lain
disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi nasional yang belum setabil, sehingga
memberikan pengaruh terhadap faktor-faktor produksi di Indonesia. Secara langsung naik turunnya faktor
produksi ini akan membeirikan dampak terhadap tinggi rendahnya faktor
permintaan dan penawaran tenaga kerja.
TPAK antar propinsi mempunyai variasi yang cukup besar.
Pada Februari 2005, provinsi Maluku mempunyai TPAK terendah 59,22 persen dan
tertinggi Nusa Tenggara Timur 79,45 persen. Sejalan dengan angka tersebut,
Tingkat Penggangguran Terbuka (TPT) antar provinsi juga bervariasi cukup besar,
dengan provinsi DKI dan Jawa Barat memiliki persentase tertinggi sebesar 14,73
persen dan terendah di provinsi Bali sebesar 4,03 persen.
Selama bulan Agustus 2004
sampai dengan Februari 2005 terdapat beberapa provinsi yang mengalami
peningkatan TPAK yang sangat besar, antara lain terdapat tiga provinsi
masing-masing sebagai berikut : NAD (Nanggru Aceh Darussalam) 6,18 persen,
Kalimantan Timur 3,72 persen, dan Sumatera Utara 3,38 persen. Khusus provinsi
NAD, peningkatan TPAK yang besar diikuti oleh TPT yang besar pula, yaitu dengan
peningkatan TPT sebesar 3,15 persen. Sementara itu propinsi lain yang mengalami
peningkatan TPT yang cukup nyata adalah Sulawesi Utara 3,49 persen, Jambi 2,55
persen, Sulawesi Tengah 1,78 persen, dan NTB (Nusa Tenggara Barat) 1,45 persen.
Menurut golongan umur terlihat
bahwa TPAK terendah pada kelompok umur 15-19 tahun, yaitu 38,79 dan meningkat
seiring bertambahnya umur. Sedangkan TPAK tertinggi pada kelompok umur 45-59
tahun sebesar 80,88. Selanjutnya
pada kelompok umur yang lebih tua, TPAK akan berangsur-angsur mengalami sedikit
penurunan. Pada kelompok lansia (umur 60 +). TPAK turun tajam menjadi hampir 52,20 persen. Hal
ini menunjukkan bahwa dari 100 orang lansia,
yang aktif dalam kegiatan ekonomi sekitar 50 orang.
2.4 Pekerjaan dan Tingkat Upah
Sebaran pekerjaan angkatan kerja dapat ditinjau
dari tiga aspek yaitu
· Lapangan pekerjaan
· Status pekerjaan
· Jenis pekerjaan
2.4.1. DATA UPAH MINIMUM PROPINSI
(UMP) 2008
Berikut ini adalah data UMP tahun
2008, nama propinsi/Kabupaten/Kota:
- Nanggroe
Aceh Darussalam 1,000,000.00
- Sumatera
Utara 822,205.00
- Sumatera
Barat 800,000.00
- Riau 800,000.00
- Kepulauan
Riau 833,000.00
- Jambi 724,000.00
- Sumatera
Selatan 743,000.00
- Bangka
Belitung 813,000.00
- Bengkulu 683,528.00
- Lampung -
- Jawa Barat 568,193.39
Kabupaten Bogor 873,231.00
Kota Depok 962,500.00
Purwakarta 763,000.00
Kota Bekasi 990,000.00
Upah Minimum Kelompok I 1,020,000.00
Upah Minimum Kelompok II 1,013,000.00
Kabupaten Bekasi 980,589.60
Upah Minimum Kelompok I 1,020,000.00
Upah Minimum Kelompok II 1,015,000.00
-Kab. Sumedang (Jatinangor,
Tanjungsari, Cimanggung
& Pamulihan) 886,000.00
-Kab. Sumedang (diluar
Jatinangor,
-Tanjungsari, Cimanggung &
Pamulihan) 700,000.00
Kabupaten Karawang 912,225.00
Upah Minimum Kelompok I 924,619.00
Upah Minimum Kelompok II 970,000.00
Upah Minimum Kelompok
III 1,013,583.00
Kota Bandung 939,000.00
Kabupaten Bandung 895,980.00
- DKI
Jakarta 972,604.80
- Banten 837,000.00
Kabupaten Tangerang 953,850.00
Kota Cilegon 971,400.00
- Jawa
Tengah 547,000.00
- Yogyakarta 586,000.00
- Jawa Timur
Kota Surabaya 805,500.00
Kabupaten Sidoarjo 802,000.00
- Bali
Kabupaten Badung 805,000.00
Kota Denpasar 800,000.00
Kabupaten Gianyar 760,000.00
Kabupaten Jembrana 737,500.00
Kabupaten Karangasem 712,320.00
Kabupaten Klungkung 686,000.00
Kabupaten Bangli 685,000.00
Kabupaten Tabanan 685,000.00
Kabupaten Buleleng 685,000.00
- Nusa
Tenggara
Barat 730,000.00
- Nusa
Tenggara
Timur 650,000.00
- Kalimantan
Barat 645,000.00
- Kalimantan
Selatan 825,000.00
- Kalimantan
Tengah 765,868.00
- Kalimantan
Timur 815,000.00
- Maluku 700,000.00
- Maluku
Utara 700,000.00
KESIMPULAN
Dari makalah diatas dapat
disimpulkan bahwa Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, menjadikan negara ini
negara dengan penduduk terpadat ke-4 di dunia. Pulau Jawa merupakan salah satu daerah terpadat di dunia, dengan lebih dari 107 juta
jiwa tinggal di daerah dengan luas sebesar New York.
Pertumbuhan rata-rata per
tahun penduduk Indonesia selama periode 2000-2025 menunjukkan kecenderungan
terus menurun. Dalam dekade 1990-2000, penduduk Indonesia bertambah dengan
kecepatan 1,49 persen per tahun, kemudian antara periode 2000-2005 dan
2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan 0,92 persen per tahun
Struktur umur penduduk
Indonesia masih tergolong muda, walaupun dari hasil sensus dan
survei-survei yang lalu proporsi penduduk muda tersebut menunjukkan
kecenderungan makin menurun. Susunan umur penduduk hasil proyeksi yang
disajikan pada Tabel 2.4. sampai dengan Tabel 2.6 juga menunjukkan pola yang
sama. Asumsi tentang penurunan tingkat kelahiran dan kematian
Indonesia seperti diuraikan di atas sangat mempengaruhi susunan umur
penduduk. Proporsi anak-anak berumur 0-14 tahun turun dari 30,7 persen
pada tahun 2000 menjadi 22,8 persen pada tahun 2025 (Tabel 2.5).
Dalam kurun yang sama mereka
yang dalam usia kerja, 15-64 tahun meningkat dari 64,6 persen menjadi 68,7 persen
(Tabel 3.5) dan mereka yang berusia 65 tahun ke atas naik dari 4,7 persen
menjadi 8,5 persen (Tabel 3.6). Perubahan susunan ini mengakibatkan beban
ketergantungan (dependency
ratio) turun dari 54,70
persen pada tahun 2000 menjadi 45,50 persen pada tahun 2025. Menurunnya
rasio beban ketergantungan menunjukkan berkurangnya beban ekonomi bagi penduduk
umur produktif (usia kerja) yang menanggung penduduk pada umur tidak produktif.
REFERENSI
diakses 25 September 2008
http://elektrojoss.wordpress.com/2007/06/12/tiga-faktor-mendasar-penyebab-masih-tingginya-pengangguran-di-indonesia/ diakses 18 September 2008
http://organisasi.org/pengertian-pengangguran-dan-jenis-macam-pengangguran-friksional-struktural-musiman-siklikal
diakses 18 September 2008 diakses
25 September 2008
http://redys.wordpress.com/2008/09/11/perkembangan-kasus-tenaga-kerja-dikantorku-5/ diakses 25 September 2008
http://www.datastatistik-indonesia.com diakses
18 September 2008008
http://www.mail-archive.com/buni@yahoogroups.com/msg00124.html diakses
25 September 2008